Kehidupan di Pesantren



Hidup di pesantren itu nano-nano rasanya, pertama kita harus tinggal terpisah dari orang tua dan mencoba untuk beradaptasi dengan teman-teman baru juga tempat tinggal yang pastinya tidak senyaman rumah. Di pesantren kita dibiasakan untuk hidup sederhana dan mandiri, tidak ada AC atau kipas angin, apa-apa harus ngantri seperti makan, mandi, wudhu, kita juga harus merapihkan tempt tidur dan lemari sendiri. Kamar dan kamar mandi pun dibersihkannya secara bergantian karena ada jadwal piketnya. Tapi kalu mencuci pakaian ada yang nyuci sendiri dan ada juga yang bayar ibu cuci, saya dan teman saya menggunakan jasa ibu cuci, jadi pakaian yang telah di pakai nanti kita antar ke ibu cuci, kecuali baju seragam dan pakaian dalam yang kita cuci sendiri. Ngasih bajunya juga terjadwal, seminggu hanya dua kali saja.

Pertama kali masuk ke pesantren itu pasti rasanya tidak betah sekali, kalu nangis sih udah pasti itu mah jangan di tanya. Tapi kalu sudah memiliki banyak teman rasanya sudah tidak seperti pada saat pertama kali masuk pesantren yang inginnya pulang terus. Ketika kita ada masalah pasti ceritanya ke kakak kelas atau teman seangkatan bukan ke orang tua. Sebenarnya hidup di pesantren itu menurut saya seru, karena saya mempunyai banyak teman dari berbagai macam daerah, dan pertemanan kami itu sudah seperti saudara “gimana ga kaya sodara, orang ketemu mulu selama 6 tahun”, tapi tergantung orangnya juga kalau dia tidak bisa berbaur dengan teman baru ya pasti temannya hanya sedikit. Kenapa seru? Karena ketika jauh dari orang tua saya memiliki banyak teman yang care kepada saya (susah, sedih, senang bareng deh pokonya). Makan bareng (apa pun itu lauknya), kadang ketika kita tidak suka dengan lauk yang ada di dapur kita membuat mie instan, membeli gorengan atau kerupuk-kerupukan. 

Kalau di pesantrennya tidak punya banyak teman pasti tidak betah, karena apa-apa kita pasti membutuhkan teman, seperti pada saat sakit yang membawa kita ke bagian kesehatan (bakes) pastinya teman dan mereka juga yang nantinya merawat kita di kamar. Ketika kita ada masalah pasti teman yang akan membantu, ketika kita kesusahan karena tidak punya uang juga pasti teman yang membantu 😊. Kalau di pesantren itu jangan pelit, karena kalau pelit tidak ada yang mau berteman dengannya dan pada saat dia membutuhkan sesuatu tidak ada yang mau meminjamkannya. Contohnya: Kalau kita tidak mau meminjamkan uang kepada teman yang sedang membutuhkan (kecuali bener-bener bokek), nanti pada saat kita sedang kehabisan uang dan belum di transfer atau di jenguk oleh orang tua, tidak ada yang mau meminjamkan uang kepada kita karena kita pelit. Seperti pada saat kita punya makanan tawarkanlah kepada teman-teman juga jangan dimakan sendiri, karena suatu saat ketika kita sudah tidak mempunyai makanan pasti teman yang akan membagi makanannya ke kita. Pokonya kalau hidup di pesantren itu harus serba berbagi, supaya pada saat kita membutuhkan sesuatu atau membutuhkan pertolongan ada yang mau berbagi dan menolong juga. Tapi cari temannya juga yang sejalan ya, kalau bisa yang lebih baik dari kepribadian kita agar tidak sering berantem dan bisa merubah kita menjadi lebih baik.

Di pesantren kita akan diajarkan mengenai disiplin, pertama kita harus bangun pagi untuk sholat subuh berjama'ah. Setelah sholat kalau ada jadwal ngaji kitab ya ngaji tapi kalau tidak ada bebas, mau mandi, nyuci atau tidur lagi juga bisa 😁. Sekitar jam 7 kami masuk kelas belajar dua mata pelajaran setelah itu istirahat sekitar jam 9an. Istirahat selama 20 menit, kemudian masuk lagi ke kelas belajar dua mata pelajaran dan istirahat pada jam 10:45 dan masuk lagi di pelajaran ke 5 jam 11 sampai dzuhur, dilanjutkan dengan sholat dzuhur berjama'ah untuk perempuan di musholah dan laki-laki di masjid. Setelah sholat makan siang dan masuk kelas lagi jam 2 itu pelajaran ke 6 enam yang selesainya sampai ashar, keluar dari kelas kita rapih-rapih untuk sholat berjama'ah. Dan sorenya setelah sholat ashar itu ada yang ikut ekstrakulikuler, makan sore atau melakukan kegiatan lainnya sampai jam 5,  karena jam setengah 6 kami harus sudah rapih dan pergi ke musholah untuk mengaji sambil menunggu waktu untuk melaksanakan ibadah sholat maghrib. Kalau hari senin dan kamis setelah sholat maghrib kami membaca Yasin, sedangkan di hari lain kami ngaji berkelompok. Setelah itu sholat isya dan berganti pakaian untuk belajar malam. Oia setiap sehabis sholat kami membaca beberapa ayat Al-quran bersama di pimpin oleh kakak bagian ibadahnya.

Semuanya sudah terjadwal kami tidur jam 10 (seharusnya) dan bangun sekitar jam 4an. Walaupun padat kegiatannya, tapi kalau sudah terbiasa seru ko kehidupan di pesantren itu, dan ketika kita sudah menjadi alumni pasti akan merindukan suasana itu. Saya hanya ingin berbagi pengalaman saja, kalau pesantren itu tidak menyeramkan dan menyusahkan, hidup di pesantren itu seru tergantung bagaimana kita menjalankannya saja.

Komentar

Postingan Populer