Cara Menghadapi Anak Tantrum


Apa itu tantrum?

Tantrum merupakan fase dimana anak mengalami kemarahan yang luar biasa, anak bisa teriak-teriak, menangis bahkan sampai melempar-lempar barang yang ada di sekitarnya. Hal seperti ini jangan sampai dibiarkan begitu saja oleh para orang tua, karena takutnya hal tersebut malah menjadi kebiasaan yang buruk. Tantrum ini biasanya terjadi kepada anak balita yang berusia 1-5 tahun dan puncaknya itu pada umur 1-3 tahun.

Tantrum terbagi menjadi tiga:
  • Pertama, Manipulative Tantrum, yaitu ketika anak menginginkan sesuatu namun keinginannya itu tidak terpenuhi mereka akan mengamuk
  • Kedua, Verbal Frustation Tantrum, yaitu pada saat anak meminta bantuan kepada seseorang tapi tidak mendapatkan respon atau “dicukein” anak tersebut akan mengamuk
  • Ketiga, Temper Tantrum, yaitu emosi yang tidak terkendali
Kapan tantrum itu terjadi?

Tantrum biasanya terjadi pada saat anak menginginkan sesuatu, karena mereka belum bisa berbicara dengan lancar, maka yang mereka lakukan itu mengamuk hiteris, menangis, bahkan terkadang ada yang sampai menyakiti dirinya sendiri. Itu mereka lakukan untuk meluapkan keinginannya yang tidak bisa di ungkapkan olehnya. Dan pada saat seperti itu, biasanya para orang tua akan luluh tidak tega melihat anaknya tersebut dan langsung memenuhi apa yang diinginkan oleh anaknya itu. Jika keinginannya tersebut selalu terpenuhi dengan cara seperti itu, maka anak akan berfikir kalau yang mereka lakukan itu benar, dan kemudian mereka akan mengulanginya terus karena mereka tahu dengan cara seperti itu maka ayah dan ibunya pasti akan memenuhi keinginannya.

Apa sih yang menjadi penyebabnya?

Biasanya karena cara asuh orang tuanya yang salah. Siapa sih orang tua yang tega ketika melihat anaknya uring-uringan karena menginginkan sesuatu. Karena rasa tidak tega inilah akhirnya orang tua mengabulkan keinginan anaknya. Sekali dua kali sih it’s oke, tapi kalau setiap anak merengek menginginkan sesuatu dan orang tua selalu memenuhi keinginannya tersebut yang terjadi malah akan membuat anak memiliki emosi yang labil dan mudah mengalami tantrum.

Lalu bagaimana cara untuk mengatasinya?

Sebagai orang tua dan calon orang tua kita harus bisa mencari tahu bagaimana cara untuk mengatasi anak yang sedang dalam masa-masa tantrum, jangan sampai nantinya kita salah dalam menangani anak tersebut. Karena jika terus di diamkan nantinya akan berakibat fatal, bahkan mungkin akan membuat tingkatan tantrum anak lebih lanjut. Seperti membenturkan kepala ke lantai atau tembok berulang kali, itu menjadi sangat berbahaya untuk anak.

Pada mata kuliah Pendidikan Inklusi saya diajarkan tentang macam-macam tantrum seperti yang telah tertulis di atas, dan juga cara menanganinya. Pertama, untuk anak yang mengalami tantrum jenis Manipulative Tantrum, orang tua harus tetap tenang dan sabar, diamkan dan tinggalkan saja anak tersebut (tetap harus tetap di awasi) sampai anaknya itu tenang dan dia akan berhenti dengan sendirinya. Kedua, anak yang mengalami Verbal Frustation Tantrum atau anak yang mengamuk karena tidak mendapatkan respon dari orang tua atau siapapun itu, berarti kita harus lebih peka lagi untuk menanggapi anak tersebut, kita hanya perlu memberikannya respon yang cepat dan meminta maaf karena sebelumnya tidak merespon, kemudian tanyakan kembali apa yang ingin ditanyakan atau di inginkan oleh anak tersebut sebelum mengamuk. Ketiga, Temper Tantrum, orang tua yang anaknya mengalami tantrum jenis ini harus sabar, jangan sampai memarahinya apalagi sampai memukulnya, peluklah anak tersebut atau eluslah punggungnya supaya dia tenang dan merasa nyaman.


Jika ada yang kesalahan atau kekurangan mohon di maafkan, karena disini saya juga masih dalam proses belajar dan hanya ingin sedikit bebagi ilmu.

Komentar

Postingan Populer